Kirchhoff Migration dapat dilakukan dengan proses Pre-Stack (migrasi sebelum stack) dan juga Post-Stack (migrasi setelah stack). Hukum Kirchhoff secara umum adalah somasi dan stack difraksi dalam algoritma dasar komputer, dimana setiap difraksi akan menggambarkan sebuah titik refleksi. Hal ini serupa dengan pernyataan Gustav Robert Kirchhoff dalam Hukum Radiasi Termal-nya bahwa emisi atau energi yang dilepaskan suatu permukaan akan setara dengan yang diserapnya.
Pemanfaatan difraksi dalam migrasi sendiri didasarkan pada Prinsip Huygen (Christiaan Huygen) yang menyebutkan bahwa "setiap muka gelombang dapat dianggap memproduksi gelombang-gelombang yang baru"
Jika gelombang memantul pada bidang yang datar, maka setiap titik hasil migrasi akan menunjukkan bidang datar. Namun jika gelombang memantul di bidang yang miring, maka kemiringan yang ditunjukkan pada seismic section merupakan apparent dip, yang akan menjadi lebih benar setelah dimigrasi.
Setiap titik difraksi dapat menunjukkan adanya fault, dan hasil migrasi bergantung pada nilai velocity lapisan yang dimiliki. Apabila velocity yang dimiliki lebih rendah dari yang semestinya, maka hasil migrasi akan meninggalkan jejak difraksi akibat efek undermigrated. Begitu juga sebaliknya jika velocity lebih tinggi, maka efek overmigrated ditunjukkan oleh swing pada seismic section.
Parameter yang penting dalam proses migrasi adalah membatasi limit dip dan aperture.
Aperture ditunjukkan dalam satuan meter, yaitu sejauh mana proses somasi difraksi gelombang atau proses migrasi itu dilakukan, dengan batas maksimum adalah sejauh far offset. Semakin kecil aperture yang diberikan, maka akan semakin sedikit data yang digunakan, dan semakin sempit perhitungan dilakukan.
Parameter selanjutnya adalah dip, yang ditunjukkan dalam Degree. Dip diukur dari titik trace dan gelombang sejauh aperture tertentu yang dibatasi. Semakin sempit dip atau derajat kemiringan untuk perlakuan migrasi yang diberikan, maka semakin sedikit perhitungan data. Apabila seismic section memiliki data geologi yang relatif dipping atau memiliki kemiringan yang tajam dan mendekati vertikal (90 deg), maka dip saat migrasi juga akan lebih baik jika semakin besar (45-90 deg). Karena data yang dipping atau miring, membutuhkan data far offset yang lebih banyak, dikarenakan bentuk muka gelombang setara dengan kemiringan data.
Perhitungan Kirchhoff migration hanya dilakukan pada wilayah dalam batas dip dan aperture yang diberikan.
1 comment:
wah ini dulu TA ku. mantab.
Post a Comment