Data perekaman seismik saat akuisisi memiliki urutan berdasarkan jarak (sequential series), kemudian untuk disimpan di dalam tape diubah menjadi dalam urutan berdasarkan waktu (time series). Proses ini yang dikenal sebagai demultiplex.
Hal yang menjadi pertimbangan mengapa pada saat perekaman data seismik
tersebut dilakukan dengan metode multiplex, karena pada saat perekaman
kita harus merekam data-data tersebut dalam satu waktu. Jadi dalam satu
waktu perekaman kita akan mendapatkan banyak sampel data dari hasil
perekaman.
Pada perekaman data sismik biasanya dikenal alat untuk merekam data tersebut adalah multiplexer yaitu sebuah alat yang merupakan switch elektronik yang akan berputar cepat akan membaca amplitude dari gelombang seismik mulai dari saluran 1 sampai dengan saluran ke n untuk setiap waktu perekaman.
Untuk waktu 1, data yang akan terbaca adalah sbb:
Sample-1 trace 1,
Sample-1 trace 2,
Sample-1 trace 3,
…………………………………,
Sample-1 trace n,
Untuk waktu 2, data yang akan terbaca adalah sbb:
Sample-2 trace 1,
Sample-2 trace 2,
Sample-2 trace 3,
…………………………………,
Sample-2 trace n,
Dan biasa juga di notasikan dalam bentuk matriks yang berupa amplitudo gelombang seismik yang direkam dari saluran 1 sampai dengan saluran ke n, yang terdiri dari sample ke 1 sampai dengan sample ke m dan dinyatakan sebagai berikut:
a11 a12 a13 … a1n
a21 a22 a23 … a2n
Aij = a31 a32 a33 … a3n
… … … … …
am1 am2 am3 … amn
m = dinyatakan sebagai jumlah sample dalam setiap trace
n = dinyatakan sebagai jumlah saluran (channel yang aktif pada saat perekaman).
Pada proses demultiplex pada hakekatnya adalah memutar (mentranspose) data multiplex, dan dalam notasi matematika di tuliskan sebagai suatu fungsi transpose matriks.
A_ij=(A_ij )^t
Dengan penerapan dari fungsi transpose tersebut maka kita memperoleh notasi matriks yang baru sebagai berikut:
a11 a21 a31 … am1
a12 a22 a32 … am2
Aji = a13 a23 a33 … am3
… … … … …
a1n a2n a3n … amn
a11 a21 a31 … am1
a12 a22 a32 … am2
Aji = a13 a23 a33 … am3
… … … … …
a1n a2n a3n … amn
Dan dengan demikian data yang tadinya terekam dalam deret jarak (sequential series) telah diubah menjadi data yang terekam berdasarkan waktu (time series).
credit : http://bu-gis.blogspot.com/2010/12/demultiplex-true-amplitudo-recovery.html
Setelah data diubah ke bentuk demultiplex dan disimpan dalam tape dalam format SEGY, untuk melakukan pengolahan data berikutnya dibutuhkan proses reformatting agar dapat digunakan pada perangkat lunak processing untuk tahap pengerjaan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment